Minggu, 25 Januari 2015

Diving dan Snorkeling di Umbul Ponggok

diving di umbul ponggok
Travellers, sekarang kalo pengen diving atau snorkeling tak usah jauh-jauh ke pantai atau laut. Di Klaten ada sumber mata air yg sangat jernih dan banyak ikan hidup disitu. Namanya Umbul(sumber mata air) Ponggok, lokasinya di Desa Ponggok, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. Airnya yang sangat jernih membuat ikan yang ada terlihat dari permukaan kolam. Umbul Ponggok ini berbentuk kolam besar, yang dikelilingi serambi utuk tempat duduk. Ditengah Umbul Ponggok terdapat mata air yang sampai sekarang masih menyemburkan air bersih, bila kita menyelam akan terlihat semburan pasir yang itu adalah sumber mata airnya.
Harga tiket masuk disini sangat murah, hanya 4000rupiah Travellers bisa diving & Snorkeling sepuasnya. Tak usah khawatir kalo tak bisa berenang, karna disini disediakan penyewaan band dalam. Bila tak bawa kacamata renang, petugas menyediakan persewaan yang sangat terjangkau. Satu ban dan satu kacamata renang dibandrol 14.000ripiah. dan bila lupa sarapan atau belum makan siang, banyak warung menyediakan kudapan yang tentunya mengenyangkan.
umbul ponggok
Source Photo : nikaresti.blogspot.com
Umbul Ponggok ini dikelola oleh masyarakat desa Ponggok sendiri, tak heran kalau disekitar umbul ponggok banyak kolam renang, karna memang desa Ponggok memiliki banyak sumber mata air. Kolam ini terletak persis dipinggir jalan raya desa Ponggok, dan masih sepi pengunjung. Karna kurangnya publikasi sehingga masih banyak orang yang belum mengetahui keindahan dalam air di Umbul Ponggok ini.
Travellers, Umbul Ponggok ini juga biasa dipakai untuk berlatih menyelam para pecinta diving. ukuran kolam yang lebar dan nuansa bawah airnya mirip seperti dilaut, membuat pelatihan diving menjadi menyenangkan. Kedalaman kolam di Umbul Ponggok ini tidak rata, dari 1,5meter sampai 2,5meter semakin ketengah semakin dalam. Dasar kolam ini berpasir dan terdapat bebatuan alam.
Kalau ingin ke Umbul Ponggok mudah kok, bila perjalanan dari Jogja Travellers ambil ke jalan ke arah Solo, bila sudah melewati kota Klaten Travellers simak di kanan jalan ada terminal Penggung. Terminal Penggung terdapat pada simpangan Trafficlight menuju desa Ponggok, Travellers ambil arah kekiri lurus terus ikuti jalan sampai bertemu markas Koramil disebelah kiri jalan. Markas Koramil terletak di pertigaan jalan. Dari pertigaan tersebut ambil kearah kanan, dan kembali mengikuti jalan. Nah kira-kira 2kilometer, Travellers bakal menemukan Umbul Ponggok yang terdapat dipinggir jalan di desa Ponggok.

Agrowisata Mangunan

Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta.
Indonesia

Agrowisata Mangunan

Sejuknya Argowisata Mangunan

Introduksi

Kebun buah Mangunan berada di Kelurahan Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berjarak 35 km dari pusat kota Yogyakarta, agrowisata ini dibangun di atas area seluas 23,34 hektar pada tahun 2003 oleh Permerintah Kabupaten Bantul. Lokasi ini berada di kawasan perbukitan kaki Pegunungan Seribu dengan ketinggian 150-200m di atas permukaan laut.
Agrowisata Mangunan memiliki berbagai macam koleksi tanaman buah-buahan, diantaranya durian, mangga, jeruk dan jambu. Di tempat ini kamu bisa menikmati aneka buah-buahan yang bisa langsung kamu petik. Tapi tidak semua buah bisa tersedia dalam satu waktu karena ada beberapa buah berdasarkan musimnya. Untuk bisa memetik dan menikmati aneka buah langsung dari pohonnya, kamu diharuskan membayar sesuai dengan tarif yang ditentukan. Selain tanaman buah-buahan, pengunjung juga dapat melihat beberapa koleksi satwa, seperti rusa dan monyet. Agrowisata ini memiliki gardu pandang yang berada di puncak bukit, kamu bisa menikmati pemandangan alam pegunungan seribu yang indah.

Fasilitas

Agrowisata ini dikelola cukup baik, bisa dilihat dengan adanya fasilitas yang disediakan, seperti: kolam renang untuk anak-anak dengan kedalaman sekitar 0,5 sampai 1 m, kolam kolam rekreasi dengan perahu bebek dan sepeda air, adanya tiga buah aula, area api unggun, area kemping, flying fox, refling, dan trackingarea outbond. Selain itu, disini juga sering dijadikan arena latihan dan perlombaan bagi para pecinta downhill dan cross country.

Akses

Jembatan Gantung dan Gunung Api Purba di Patuk Gunungkidul Jogja

Jembatan Gantung dan Gunung Api Purba di Patuk Gunungkidul Yogyakarta merupakan wisata alam yang berdekatan, namanya Jembatan Gantung Lemah Abang dan Gunung Api Purba Nglanggeran, dua lokasi ini menyuguhkan pemandangan yang masih alami, berupa padas karst, vegetasi, aliran air, sangat cocok untuk lokasi menyalurkan hoby fotografi, ( foto model, pra wedding, slowspeed / bulp aliran air, makro serangga maupun bunga ) atau sekedar menikmati saja.

jembatan gantung patuk
dari bawah jembatan gantung pake lensa 17mm, jadi terasa jembirnya

Ini sebenarnya tahunya sudah hampir 2 taun yang lalu, awal bulan pada 2010 lalu bersama 2 orang konco alias teman, berangkat dari klaten, melalui gantiwarno, kemudian naik melalui Gayamharjo, tepatnya jalan ketika mau menuju di Sendang Sriningsih, njali. Pulang melalui jogja. Dulu belum kepikiran nge'share di blog, dan baru sekarang.

jembatan gantung
Mas Agung karo Wahyu di Jembatan Gantung, perjalanan pulang sepul motor e mati.

Jembatan Gantung Lemah Abang terletak di desa ngoro-oro, nama dusunnya kurang tau, yang jelas jembatan ini terkenal di sekitar warga, maklum kan kalo orang desa ditanya tempat dengan radius yang jaraknya banyak kilometer pasti tahu, saya sendiri pernah tanya seorang anak kecil siswa SMP PL Gantiwarno (ini letaknya masih di bawah bukit lho), dengan tegas dia menjawab "Yo ngerti nuh mas, kana kae lho", wah kirain dekat, eh ternyata setelah dicari rutenya ya lumayan dekat juga, kira kira 30 menit dari mulai mendaki bukti melalui perbatasan Gantiwarno-Sleman, kalo sudah pernah di Gua Maria Sendang Sriningsih ya tinggal naiki saja bukit diselatannya. Rutenya susah dijelaskan, soalnya beloknya sana sini pedomannya susah dijelaskan, dan pastilah setelah menaiki bukit bisa menikmati keindahan alam, mantap pokokke.

Sekilas Tentang Desa Ngoro-oro, desa ini berada di kecamatan patuk, dan didirikan beberapa Tower Stasiun Pemancar Ulang Stasiun Televisi, kalo lihat arah selatan (dari klaten), ato lihat arah timur/tenggara (dari jogja) ada beberapa lampu merah kelap kelip yang berdiri di beberapa tower ya itulah desa ngoro-oro.

tower pemancar ulang stasiun televisi
Pemancar Ulang Stasiun Televisi dari Gunung Api Purba
Lanjut lagi ceritanya, untuk menuju lokasi tersebut bisa dilalui melalui jalan utama patuk gunungkidul, jalan yang menghubungkan jogja dengan wonosari, pasar piyungan naik, nanti melewati Bukit Bintang / Argo Dumilah kata orang-orang gitu seh, kemudian sampai di atas ada Perempatan yang menikung satu jalan sisi kiri tidak begitu besar, sebelah kanan lumayan lebih besar, dan dekat kantor polisi. Nah ketika sampai di situ belok kiri saja, ada petunjuknnya juga tulisan Gunung Api Purba, kemudian ikuti jalan tersebut (utara), ikuti saja nanti akan melewati desa ngoro-oro, dan melewati tower tower pemancar. Setelah melewati tower pemancar ikuti saja jalan tersebut maka akan ada perempatan yang lumayan besar, tapi yang sisi kiri jalannya lebih kecil dari jalan yang membelah desa ngoro-oro, yang sisi kanan jalannya besar.

Lokasi Jembatan Gantung dan Gunung Api Purba

Jika ingin ke Jembatan Gantung ambil yang kiri, ikuti saja jalan tersebut, dan sangat disarankan gunakan motor dengan mesin dan rem yang bekerja sempurna, jangan kayak motor yang saya pakai, karena tidak bisa nge'rem banting saja ke pelataran warga. Ini jalanya lumayan juga dengan sudut kemiringan sekian derajat, haha ukur aja sendiri. Ya kira kira 1km dari perempatan akan sampai juga di jembatan gantung, oh iya ini mobil bisa masuk sampai ke samping jembatan gantung, tapi tidak bisa lewat diatasnya.

Jika ingin ke Gunung Api Purba desa Nglanggeran, dari perempatan tadi ambil yang kanan, kira kira 2 km akan sampai di kawasan Gunung Api Purba, dan yang harus diperhatikan ketika hujan ato setelah hujan harap hati-hati ya jika ingin naik, soale licin, pernah kepleset je..

foto di gunung api purba
Di atas gunung api purba, tower ngoro-oro nampak meskipun kecil dan kurang jelas

Kembali lagi ke Jembatan Gantung Lemah Abang, selain melalui patuk dan melalui klaten, masih ada jalan alternatif lain, yaitu melalui Desa Surogedug, desa ini juga dilewati jalan utama Prambanan-Piyungan, ataupun jalan alternatif yang dari Jalan Jogja-Solo Kalasan dekat RS.Panti Rini, sebelah barat Bangjo Kalasan, ataupun timur SPBU kalasan yang utara jalan.  Dari prambanan maupun dari kalasan nanti akan bertemu di pertigaan SPBU yang berada di selatan Candi Boko, dari SPBU tersebut ke selatan saja, arah piyungan, nanti perempatan ke berapa ya? dua atau tiga, perhatikan rambu-rambu penunjuk arah di atas jalan, ada tulisan Surogedug arah kiri, lha setelah sampai perempatan kiri saja dan ikuti jalan, jalnnya lumayan lebar dan mulus kok, nanti ke timur dan nikung kanan kiri sehingga sampai tengah sawah, lurus terus, ada perempatan lurus terus, dan perhatikan perempatan sebelum tikungan ke kanan, ada Sekolahan apa gitu lupa namanya. dari perempatan tersebut belok kiri (timur), dan setelah 3km an nanti akan menaiki bukit, lagi lagi pemandangannya mantap lho, setelah menaiki bukit dan sampai atas ikuti saja jalan tersebut, jalannya masih mulus kok. Pedoman untuk ke arah Jembatan Gantung yaitu melalui pertigaan jalan mulus tersebut, tikungan jalan yang mulus mendekati 90 derajat, tapi lihat lurus ke depan siku tikungan tersebut ada jalan kecil menuju jembatan, ya itulah jalannya, dan ini lebih baik menggunakan motor yang aman, kalo mobil lebih baik melalui patuk saja. Kalo masih bingung tanya saja arah jembatan gantung, ngoro-oro pasti pada tau kok..ndeso gitu lho...

Oh iya, itu jembatan bagian ujung kawatnya sudah putus satu, jadi hati hati kalo di sana, dan jangan memberi beban diam di atas jembatan, kalo melintas jangan langsung banyak motor / banyak orang sekaligus

jembatan gantung ngoro-oro
dari atas jembatan gantung lemah abang sisi utara , lagi dipake buat mandi sapi

jembatan gantung gunungkidul
Pemandangan dari atas jembatan gantung lemah abang sisi selatan 

jembatan gantung klaten

Hutan Pinus Imogiri

Hutan Pinus Imogiri
Hutan Pinus Imogiri
Hutan Pinus Imogiri terletak di Bantul dekat dengan arah menuju Kebun Buah Mangunan. Di perempatan terminal giwangan ambil arah menuju Jalan imogiri timur. Ikuti jalan saja hingga menemukan petunjuk arah menuju Kebun Buah Mangunan. Mendekati Kebun Buah Mangunan ada pertigaan menuju arah Terong/Patuk dan Dlingo temuwuh, lalu ambil arah menuju Terong/Patuk, Hutan Pinus ada di sebelah kanan jalan.
Tidak ada retribusi untuk masuk ke Hutan Pinus ini, cukup membayar biaya parkir kendaraan saja. Tarif parkir sepeda motor Rp 2.000,- dan tarif parkir mobil Rp 10.000,-. Hutan Pinus ini tidak begitu luas namun sangat layak dijadikan tempat tujuan wisata. Ada juga yang menjadikan Hutan Pinus ini sebagai lokasi foto pre-wedding loh…
Suasana menjadi berbeda saat kita memasuki hutan pinus ini, dengan pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi, sangat rimbun dan sejuk udara disini. Saat angin bertiup terdengar suara ranting-ranting pohon pinus yang saling bergesekan. Terkadang suara yang dihasilkan agak mengerikan juga seperti gemuruh yang tak henti.
Momen-momen di Hutan Pinus Imogiri :
Hutan Pinus dari sebrang jalan
Hutan Pinus dari sebrang jalan
Tarif parkir kendaraan di Hutan Pinus
Tarif parkir kendaraan di Hutan Pinus






Nah para traveler harus selalu menjaga lingkungan
Nah para traveler harus selalu menjaga lingkungan
Hutan Pinus adalah kawasan hutan lindung
Hutan Pinus adalah kawasan hutan lindung







Tampak atas hutan pinus
Tampak atas hutan pinus
pohon pinus
pohon pinus






GUNUNG NGLANGGERAN
Gunung Api Purba dengan 7 Keluarga

Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia (lihat peta)
Gunung Nglanggeran adalah gunung api purba berbentuk bongkahan batu raksasa. Selain dapat menyaksikan sunset & sunrise yang mempesona serta gemerlap Jogja di malam hari, di Puncak Timur Nglanggeran juga terdapat misteri dusun dengan 7 kepala keluarga.
Menyaksikan mentari terbit dari puncak gunung merupakan satu kemewahan yang tidak semua orang bisa menikmatinya. Rute yang ekstrim, cuaca yang tidak menentu, perjalanan yang berat, serta jauhnya jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki menjadi penghalang utama bagi sebagian orang. Namun hal ini tidak berlaku di Gunung Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Hanya memakan waktu 1 hingga 1,5 jam pendakian, Anda akan tiba di puncak barat Gunung Nglanggeran, Gunung Gede. Pemandangan indah yang memanjakan mata pun menyambut. Sejauh mata memandang yang terlihat hamparan awan di ketinggian, jajaran gunung batu dengan bentuk yang unik, perkampungan warga, serta hijaunya sawah dan ladang. Saat senja menjelang, Kota Jogja akan terlihat laksana lautan kunang-kunang. Taburan cahaya bintang dan gemerlap lampu kota yang terlihat dari kejauhan menjadi pemandangan romantis bagi siapa saja yang berkemah di gunung ini.
Gunung Nglanggeran merupakan gunung api purba yang pernah aktif puluhan juta tahun lalu. Terletak di kawasan karst Baturagung, gunung yang litologinya tersusun oleh fragmen material vulkanik tua ini memiliki dua puncak yakni puncak barat dan puncak timur, serta sebuah kaldera ditengahnya. Saat ini Gunung Nglanggeran berupa deretan gunung batu raksasa dengan pemandangan eksotik serta bentuk dan nama yang unik dengan beragam cerita rakyat sebagai pengiringnya. Gunung-gunung tersebut biasanya dinamakan sesuai dengan bentuknya, seperti Gunung 5 Jari, Gunung Kelir, dan Gunung Wayang.
Hari masih pagi tatkala YogYES menuju puncak timur Nglanggeran. Menurut pengelola, tempat ini merupakan spot terbaik untuk menikmat sunrise. Sayangnya saat YogYES tiba awan pekat enggan beranjak sehingga menutupi sinar mentari. Berhubung tidak bisa menyaksikan sunrise, YogYES pun memilih untuk mengunjungi rumah Mbah Redjodimulyo selaku sesepuh yang tinggal di Pucak Nglanggeran. Menurut Mbah Redjo, Dusun Tlogo Mardidho yang ada di Puncak Nglanggeran hanya boleh dihuni oleh 7 kepala keluarga. Jika kepala keluarga yang tinggal di dusun ini kurang atau lebih maka akan terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Hal ini bisa dilihat dengan keberadaan makam di Puncak Nglanggeran. Oleh karena itu, jika anak-anak mereka sudah berkeluarga maka keluarga baru tersebut harus meninggalkan Dusun Tlogo Mardhido.
Usai mengunjungi dusun dengan 7 kepala keluarga, YogYES pun kembali ke basecamp dan mencoba mendaki Gunung Gede. Berbeda dengan puncak timur yang masih bisa dicapai menggunakan sepeda motor, untuk mencapai Gunung Gede siapapun wajib tracking. Menyusuri jalan setapak dengan bukit batu di sisi kanan dan kiri jalan menjadi pengalaman mengasyikkan. Semakin ke atas, jalan semakin terjal. Beberapa tali dipasang guna memudahkan para pendaki. Belum usai menghela nafas, tantangan baru menghadang. Sebuah celah sempit nan curam dengan bukit batu di kanan dan kirinya menyambut. Lorong sempit yang agak gelap ini hanya bisa dilewati oleh satu orang. Sesaat setelah berhasil menaklukannya seorang kawan berujar, "Ini seperti di film 127 Hours, menegangkan tapi keren..."
Keterangan: Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran dikelola sepenuhnya oleh Karang Taruna Desa Nglanggeran. Untuk informasi dan reservasi bisa menghubungi Sugeng Handoko (+62 818 0260 6050); Heru Purwanto (+62 818 0410 3999)

Kebun Teh di Kabupaten Kulon Progo

Rabu, 31 Desember 2014 12:53:29 - Oleh : Tim Layanan Data & Informasi Budparpora

 
Pesona Kebun Teh Di Kulon Progo
Apa benar ada kebun teh di Yogyakarta? Ya, ada dong dan sepertinya banyak warga Yogyakarta dan sekitarnya yang tidak tahu bahwa terdapat perkebunan teh di wilayah D. I. Yogyakarta. Kebun teh tersebut tepatnya berada di Dusun Tritis, Desa Ngargosari dan Dusun Nglinggo Timur, Desa Pagerharjo di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
Pucuk teh dari perkebunan teh Menoreh yang menjadi bahan TEH SUROLOYO. Foto: TLDI Budparpora 15/12/2014
Lho, kalau ada perkebunan teh di Yogyakarta berarti ada dong produk teh lokal dari Yogyakarta? Ya, ada lah dan produk teh tersebut diberi nama Teh Suroloyo. Produk Teh Suroloyo merupakan produk teh aseli dari perkebunan teh di Dusun Tritis dan Dusun Nglinggo Timur dan sekitarnya dengan PT Pagilaran.
Produk jadi TEH SUROLOYO. Foto: TLDI Budparpora 30/12/2014
Pada Senin Pon 15 Desember 2014 lalu dilaksanakan tradisi "uwur-uwur" yaitu pemberiaan pupuk atau penanaman bibit teh oleh masyarakat. Kesempatan "uwur-uwur" kali ini dirayakan masyarakat Dusun Tritis, Dusun Nglinggo Timur bersamaan dengan peluncuran produk Teh Suroloyo oleh Bapak Bupati Hasto Wardoyo beserta jajaran dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi DIY, PT Pagilaran dan sebagainya. Produk teh Kulon Progo ini diberi nama Teh Suroloyo mengingat Puncak Suroloyo menjadi ikon di Pegunungan Menoreh Kulon Progo. 
Keberadaan perkebunan teh di wilayah Kulon Progo ini semakin dikukuhkan dengan penanaman bibit teh master, yaitu tanaman teh yang tidak dipangkas dan dibiarkan tinggi untuk menjadi indukan. Penanaman bibit teh indukan ini dilaksanakan pada Selasa Pon 30 Desember 2014 oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo.
Sri Sultah HB X menanam teh indukan di Dusun Tritis.
Foto: TLDI Budparpora 30/12/2014
Sementara itu para petani teh Tritis dan Nglinggo Timur berharap bisa meningkatkan hasil perkebunan teh dan berharap masyarakat Kulon Progo bisa menikmati dan membeli produk Teh Suroloyo. Selain itu masyarakat di sana juga berharap di masa depan wilayah perkebunan teh bisa menjadi desa wisata atau agrowisata yang bisa mendukung kegiatan pertanian, perkebunan masyarakat dan bisa meningkatkan penghasilan dan perekonomian masyarakat serta menjadi wujud dari slogan Bela Beli Kulon Progo.

Ada Bukit Borobudur di Perkebunan Teh Jamus, Ngawi

Suciana Dwi Irawati - d'Traveler - Selasa, 12/08/2014 18:15:00 WIB
detikTravel Community -  Menikmati pemandangan hijau di kampung halaman sungguh bikin kangen. Salah satu tempat yang menawarkan panorama seperti itu adalah Bukit Borobudur di Perkebunan Teh Jamus, Ngawi. Pemandangannya menyegarkan!

Perkebunan teh ada banyak, salah satunya adalah kebun teh Jamus di Ngawi. Di Jamus, kebun teh ada yang berbentuk hamparan dan berundak seperti candi. Nah, ada kebun teh yang menyerupai Candi Borobudur maka diberi nama bukit Borobudur atau Borobudur Hills.

Libur lebaran kali ini saya pulang ke kampung halaman pasangan saya tepatnya di Ngawi. H+2 lebaran, saya dan keluarga mengunjungi Dusun Ngrambe, untuk bersilaturahmi. Dusun Ngrambe terletak di Ngawi bagian barat. Kami berangkat pagi. Sampai di sana, selesai silaturahmi, saya bersama Mas Aji berencana untuk mengunjungi perkebunan teh Jamus yang berada di Ngawi.

Menurut saudara, letak kebun teh Jamus tidak jauh dari Ngrambe. Jalannya halus, ada pula flying fox-nya. Wah, kami semakin penasaran. Jam sudah menunjukkan pukul satu siang lebih. Awalnya adik kami bilang kalau di daerah Karanganyar ada juga perkebunan teh Kemuning.

Namun, saat ini menurut saya yang memungkinkan untuk dikunjungi adalah kebun teh Jamus yang berada di kaki gunung Lawu bagian utara. Kami memutuskan untuk pergi karena jarak tidak terlalu jauh. Lagi pula cuaca masih cerah.

Pukul 13.30 WIB kami berpamitan pada saudara di Ngrambe untuk pergi sejenak menuju perkebunan teh Jamus. Kami berangkat menggunakan sepeda. Kali ini saya hanya berdua saja, bapak dan ibu masih di Ngrambe.

Jalan raya menuju Jamus lumayan bagus, tidak banyak lubang. Sayangnya, jalannnya agak sempit hanya bisa dilalui mobil. Kalau dilalui bus besar bisa, tapi akan memakan badan jalan dari arah berlawanan.

Setelah di perempatan pasar Ngrambe ada palang arah petunjuk arah Jamus lurus. Ada beberapa iringan sepeda motor dan mobil yang menuju arah yang sama dengan kami. Rupanya mereka juga ingin menikmati liburan di perkebunan teh Jamus.

Nah, ada yang unik nih, beberapa plat mobil menunjukkan beberapa tempat di luar daerah. Ada yang dari Surabaya, Bandung, Jakarta dll. Mereka berbondong-bondong menuju arah kebun teh. Yap, sepertinya kami sudah akan sampai karena ada tulisan Desa Girikerto.

Perlu diketahui bahwa Perkebunan Teh Jamus berada di Dusun Jamus, Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa timur, yang berbatasan dengan Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Lokasi agrowisata teh ini justru lebih dekat dari Sragen yang hanya 40 km arah timur. Sementara dari Kota Ngawi arah barat berjarak 45 km, dan bila ditempuh dari Kota Surabaya sekitar 245 km.

Pukul 14.30 WIB tiga kami sampai di pos penjualan tiket. Tiket kali ini di jual seharga Rp 8.000 dan mendapatkan satu boks teh. Untuk tiket ada kenaikan karena libur Lebaran. Biasanya tidak mencapai Rp 5.000.

Setelah mendapatkan tiket, selang jarak 200 meter, ada penukaran tiket dengan teh satu boks kecil. Kemudian sampailah kami di area perkebunan teh. Jalannnya berkelok kelok, harus ekstra hati-hati karena selain berkelok juga menanjak.

Di kebun teh ini ada air terjun bernama Sumber Lanang beserta kolam renangnya dan yang paling sensasional adalah Borobudur Hills. Setelah sampai di parkiran, kami memulai berjalan menuju Borobudur Hills. Borobudur Hills ini ternyata baru diresmikan pada tahun 2003 oleh Bupati Ngawi saat itu yaitu Bapak Harsono.

Untuk mencapai puncak tertinggi dari Borobudur Hills ini kita harus melewati tangga. Yap, cukup tinggi, karena menurut informasi Borobudur Hills mempunyai tinggi 35,4 meter. Cukup membuat terengah-engah ketika menaiki tangga.

Pada saat naik, saya mencoba tangga yang agak ekstrim tidak ada pegangan tangannya. Tapi waktu turun melewati tempat yang berbeda, ada pegangan tangannya jadi tidak terlalu lelah ketika naik atau turun.

Di tempat ini kita bisa melihat hamparan perkebunan teh, kolam renang dari Air Terjun Sumber Lanang pun kelihatan. Pemandangannya indah, Masya Allah.

Setelah selesai melihat kami turun dari Borobudur Hills. Sangat menakjubkan pemandangannya. Hawanya juga tak terlalu dingin tapi sejuk maklumlah di lereng pegunungan.